Untuk Lelaki yang Akan Bersamaku Nanti, Pahamilah Ini

Kita belum menyapa untuk pertemuan itu, tapi aku yakin kita sering beradu dalam doa

Selamat pagi pemilik masa depanku...

Sepertinya pagi memang begitu asyik dinikmati sebelum kesibukan mendominasi untuk melewati hari. Dan kopi selalu jadi pelengkap yang menemani. Sebelum hari ini berganti menjadi esok, izinkan aku yang ada di masa depanmu menyampai harap untuk kita sebelum hidup seatap juga sevisi hingga ke surga.

Kita belum menyapa untuk pertemuan itu, tapi aku yakin kita sering beradu dalam doa–doa manis sembari menebar rindu dalam cemas. Jiwaku dan jiwamu yang masih seru menikmati masa muda, semoga saja tidak membuat lupa dan menyelam dalam dosa.

Wanitamu ini terlalu penasaran, kamu yang saat ini memapah langkah sendirian atau menikmati candu dalam pelukan? Sungguh, jika memang kini kamu sedang berbahagia dengan dia yang menemanimu sementara waktu, aku meniadakan cemburu. Kubiarkan dia menjadi prosesmu untuk menujuku. Pun jika sendirian, aku sungguh menyemogakan dalam harap dan mengaminkan setiap bait permintaanku pada Tuhan untuk kita segera dipertemukan.

Pernahkah kamu menerka sosokku? Wanita yang penuh dengan kekurangan tapi dengan lebihmu aku merasa dilengkapi. Wanita yang tak lain punya kelam masa lalu tapi mempercayaimu menitipkan masa depan untuk dilalui tanpa harus menumbuhkan keraguan.

Kita ini berbeda yang tidak sempurna. Firman Tuhan adalah Maha Benar, yang terlahir di hamparan bumi diciptakan dengan berpasangan,nantinya kita akan semakin erat menggenggam, bukan?

Maafkan aku, yang harus kamu pahami mulai detik ini, jangan pernah berandai terlalu tinggi. Tentang bagaimana aku yang bisa diandalkan menjadi koki terbaik untuk dapur kita, tentang aku yang tidak mudah marah ketika nantinya kita beradu argumen dan lebih mengedepankan emosi, sosoku yang tidak lupa mengecup tanganmu saat hendak mengais nafkah, bahkan yang berhati–hati untuk mengganti popok buah hati kita. Jujur saja, aku tidak akan bisa sesempurna itu.

Ada masanya aku akan tergesa–gesa, ada waktunya aku lupa. Ketika itu terjadi, sigaplah mengingatkan, bahwa sia–sia jika perkara dilakukan tanpa meletakkan hati dan menuruti nafsu yang menggerogoti.

Begitu juga nantinya saat kamu benar–benar lelah, biarkan aku yang membisikmu untuk tidak menyerah. Karena tidak ada masalah yang kamu hadapi sendiri, kita adalah teman diskusi dalam setiap kondisi, apapun situasi.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Kamu adalah panutanku, teladan bagi senyum–senyum manis tempat kita mencurahkan kasih sayang. Kamu adalah bahu yang dihebatkan Tuhan. Pemimpin yang mengajakku dan anak–anak kita pada jalur kebaikan. Imam yang diciptakan-Nya begitu istimewa hanya untukku.

Kehidupan kita tidak akan selalu mulus, bahtera itu kelak akan dihantam gelombang, tapi aku yakin melebihi apapun yang kamu percayai dariku, kita akan melewatinya dan saling menguatkan. Berjanjilah untuk tidak mentuankan ego masing–masing, tapi memilih berdamai dan mengalah untuk semua arogansi.

Setiaku adalah cara yang aku lakukan untuk membayar rusuk yang kamu pinjamkan. Juga sabarmu adalah amunisi paling mujarab untukku yang kamu tautkan. Cinta kita tak selalu menjanjikan bahagia, tapi apapun itu akan kita hadapi bersama.

Sabar untuk sebuah keindahan, meski sebenarnya aku masih berdebat dengan logika, apa yang bisa digenggam dari sebuah penantian? Juga menunggu, walau aku bimbang meretas gelisah itu.

Kamu adalah obat untuk semua luka yang aku punya, penyembuh paling ampuh yang membuat utuh. Maka , penantian ini tidak akan percuma. Doa untukmu akan terus menggema di langit sana. Semesta tidak akan segan apalagi bosan untuk mengaminkan. Hanya mampu kuyakini, Sang Pencipta akan selalu menuntun kita. Semoga bara semangat dalam jiwa muda untuk terus berproses tidak pernah padam meski keras dihantam goda.

Di langkah yang aku susuri ini, sudah ku terima bagaimana pun sosokmu nanti. Kita dipertemukan bukanlah untuk merasa diri paling benar, tapi saling memperbaiki untuk masalah yang ada. Menuntaskan tanggung jawab sebaik–baiknya menjalankan peran. Sebab perihal kebersamaan bukanlah menjadi beban, tapi saling meringankan.

Selamat memantaskan. Sampai bertemu nanti, di masa depan dalam kesempatan dan keadaan siap memperjuangkan dalam ikatan.

 

Dariku, perempuan yang membuatmu menjatuhkan pilihan di masa depan.

Meutia Photo Writer Meutia

Don't lose hope, keep fight, and always trust ..

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya