[CERPEN] Lipatan Buku dan Sayap Kupu-kupu

Masih ingatkah kamu?

Hari itu, Senin kedua di pertengahan bulan Juli. Tak banyak yang kuingat dari percakapan kita saat itu, selain lipatan buku dan sayap kupu-kupu.

Siang yang cukup teduh, membuat kita betah berlama-lama berdiam di taman tanpa perlu mengusap peluh. Kita duduk di rerumputan. Kamu menyilangkan kaki dan mencari posisi ternyaman.

Dari dalam ransel berwarna cokelat, kamu mengeluarkan setumpuk kertas origami dan memberiku beberapa lembar. Aku menerimanya dengan tatapan bertanya.

Kamu tersenyum samar, lantas menunjukkan sebuah gambar. Aku mengangguk paham, lalu mulai melipatnya sesuai bentuk yang kamu inginkan. Selang beberapa saat, kuraih tanganmu. Di atasnya, kuletakkan ‘kupu-kupu’ berwarna biru.

“Terima kasih," ucapmu saat itu.

Kulihat, kamu kembali mencari sesuatu dari dalam ransel cokelat itu. Rasa penasaranku terjawab saat kau keluarkan sebuah buku dan memindahkannya ke pangkuanmu. Kau buka lembarannya sampai halaman dua puluh lima. Kupu-kupu biru itu kau letakkan di atasnya.

“Untuk apa?” Tanyaku.

“Pembatas buku, aku tidak suka ada lipatan di sini," jawabmu sambil menunjuk lembaran kertas berwarna kuning kecoklatan itu.

“Kenapa?”

Kau memberi sedikit jeda. Sedetik atau dua, mata kita sempat beradu, lalu kau kembali berkata, “Lipatan buku menjadikannya tak lagi indah, seperti sayap kupu-kupu yang patah."


 

Luthfi Afriani Photo Writer Luthfi Afriani

Think like a proton and stay positive

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya