[Cerpen] Dalam Hati

Sebuah kerinduan atas hubungan yang berjarak

Tak ada yang mudah dalam sebuah kisah cinta. Terutama, bagi mereka yang dibelenggu jarak. Kadang, komunikasi yang semestinya jadi hal yang mendekatkan, justru bisa menjadi sesuatu yang malah menjauhkan.

Si lelaki, makhluk super sibuk yang dalam dirinya ingin dikabari lebih dulu, karena takut hadirnya mengganggu keasyikan yang sedang dirasakan si wanita. Sementara si wanita, dengan kesabarannya yang tiada habis, justru tengah menanti kemanakah pujaan hatinya. Seharian ini mereka tidak sepatah kata pun saling bertukar sapa demi menumpahkan rasa rindu yang ada.

Ya. Mereka tengah disibukkan dengan aktivitasnya masing-masing. Aktivitas yang dirasa tak pernah habis. Hingga tak jelas bahwa itu bagian dari rutinitas atau sekedar pelarian dari rindu yang tak pernah puas. Tapi sebenarnya bukan aktivitas yang menjauhkan keduanya. Bukan juga sibuk yang merampas rindu dari mereka.

Namun, Ada hal yang lebih dahsyat lagi. Hal yang membuat kedua hati ini secara geografis sudah terpaut jauh menjadi sangat jauh. Mungkin tidak terlalu jauh, hanya terpaut ratusan kilometer saja. Antara Jakarta dengan Salatiga.

Namun, berkat satu hal ini mereka baru merasakan apa sebenarnya makna berjauhan. Karena hal ini, mereka baru mengerti apa makna memiliki namun tak dimengerti. Dan karena hal ini pula, mereka menjadi tahu apa arti berdua meski hati tetaplah hampa.

Egois

Satu kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi mereka masing-masing. Entah, apa yang bisa mereka banggakan dari ego yang tengah mereka agung-agungkan. Seakan ini adalah sebuah perlombaan. Ia akan menjadi pemenang bila salah satunya memulai percakapan.

Padahal dibalik kata tunggu, ada yang diam-diam sedang menanti. Padahal dibalik rindu ada yang sedang merasa sendiri. Dan padahal dibalik ia yang mencinta ada yang berharap semoga cintanya tak pernah mati.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Keduanya tahu, bahwa komunikasi adalah yang terpenting bagi keberlangsungan hubungan mereka. Terutama bagi kedua insan yang tengah dimabuk egoisme tingkat tinggi. Sudah berjarak, tidak ingin mengalah pula.

Mau jadi apa hubungannya? Sudah beruntung tidak ada orang ketiga dalam kisah cinta mereka, walaupun kini justru merekalah yang menciptakan "orang ketiga" tersebut dalam diri mereka masing-masing.

Mungkinkah keduanya harus sama-sama merasakan kehilangan agar kembali bersama? Namun, bukankah dengan berjarak mereka sudah merasakan kehilangan? Atau, keduanya tidak saling merasakan kehilangan karena belum merasakan apa arti memiliki? Entahlah, hanya mereka yang bisa menjawabnya.

Hingga pada akhirnya, sang lelaki dengan kesadaran penuh, bahwa hatinya tidak cukup mampu memendam rindu seorang diri. Bahwa dirinya menjadi tak begitu berarti bila tak ada sang wanita di sisi. Dan, bahwa dunianya juga turut menghilang kala menghilang pula kabar dari pujaan hati.

"Aku merindukanmu, Al. Jangan lupa merindukanku ya," katanya dalam hati.

 

Jakarta, 4 Mei 2017 

03:15

Junico Triantono Photo Writer Junico Triantono

Pendiam yang banyak bicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya