[CERPEN] Tiga Wajah

Tentang jati diri manusia

Di Jepang, ada sebuah filosofi yang mengatakan bahwa manusia memiliki 3 wajah. Pertama wajah yang diperlihatkan ke semua orang. Kedua, wajah yang hanya diperlihatkan pada orang terdekat seperti sahabat dan keluarga. Ketiga, wajah yang tidak diperlihatkan pada siapapun. Wajah asli manusia  adalah wajah yang ketiga.

Aku memutuskan untuk berhenti percaya pada wajah manusia sejak kematian orang yang ku cintai, Sasaki Megumi. Megumi meninggal bunuh diri. Penyebabnya adalah hal yang menurutku tidak masuk akal. Megumi mengakhiri hidupnya hanya karena dikhianati kekasihnya. Aku tidak tahu seberapa berharga kekasihnya. Aku tidak bisa paham mengapa Misaki rela mati karena pengkhianat. Aku sungguh tidak mengerti. Apa semuanya akan berbeda kalau dulu aku sempat mengungkapkan bahwa aku mencintainya? Ah sudahlah, menyesal tak ada gunanya.

 Bicara soal 3 wajah, aku ingin bercerita tentang “orang itu”. Namanya Katsuragi Ken, 25 tahun, pekerja kantoran. Selalu tersenyum ramah. Di kantor, orang itu cukup populer karena senyum ramah yang khas dan cara berkomunikasinya yang sangat baik. Beberapa kali bahkan dia ditembak oleh beberapa teman wanitanya. Tapi semua nya dia tolak dengan alasan belum bisa melupakan cinta pertamanya. Alasan yang brilliant. Dengan begitu orang itu tidak akan didekati, kecuali oleh yang benar-benar serius. Orang itu juga menghindari “drama” apapun yang terjadi di sekitarnya. Apalagi di tempat kerja, orang itu memutuskan untuk profesional dan hanya fokus pada pekerjaannya. Memutuskan untuk tidak ikut campur urusan lain dan menjaga kentralan dirinya membuat semua rekan kerjanya selalu nyaman berkomunikasi dengannya. Orang itu sangat cerdas dan pandai memberi masukan kepada siapapun rekan kerjanya yang berkonsultasi padanya. Kecerdasannya diakui oleh pimpinan, bebrapa kali orang itu ditawari naik jabatan namun selalu orang itu tolak. Dia beralasan sangat nyaman dan mencintai pekerjaan serta rekan-rekannya, sehingga tidak mau pindah dari tempat duduknya itu. Alasan yang membuat dia semakin dicintai rekan kerja di sekitarnya. Wajah pertama yang sangat tepat.

Di balik wajah pertama yang hangat, penuh senyum dan ramah, orang itu menyimpan wajah kedua yang sedikit berbeda. Dia memiliki seorang sahabat. Namanya Takagi Tetsuya. Ramah kepada orang lain, namun orang itu cukup dingin dan lebih apa adanya terhadap Tetsuya. Orang itu lebih to the point dan simpel ketika memberi masukan atau saran kepada Tetsuya. Berbeda dengan orang itu, Tetsuya sendiri adalah orang yang ceroboh dan sering terkena masalah. Sifat pelupa sering membawa musibah bagi dirinya dan terkadang orang-orang di sekitarnya pun terkena getahnya. Membuat Tetsuya tidak disukai dan dijauhi oleh rekan kerjanya.

Namun tetsuya adalah sahabat orang itu semenjak masa sekolah dulu. Walau orang itu sangat cuek dan masabodo dengan urusan orang lain, tapi orang itu selalu membantu Tetsuya ketika ia dalam masalah. Tetsuya antara sial dan beruntung. Sial karena sering terkena masalah, dan beruntung karena memliki sahabat seperti orang itu yang selalu ada untuknya.

Hari ini Tetsuya tampak pucat. Badannya terlihat lesu. Seperti biasa Takagi langsung cerita pada orang itu.

“Ken laptop ku hilang.”

“Hooo...”

“Tolong terkejutlah sediikit!”

“Whuowww.. hilang dimana?”

“Kau selalu saja dengan wajah senyum mu itu. Tidak ada ekspresi lain apa?”

“Kalau dengan terkejut laptopmu bisa ketemu, aku akan terkejut semaksimal mungkin. Yang terpenting adalah tetap tenang dan dinginkan kepala, paham?”

“Iya...iya...fiuhhhh... File pekerjaan ku hilang semua jadinya.”

“Aku tidak akan meminjamkan laptop ku, nanti hilang.”

“Siapa juga yang mau pinjam?”

“Lalu apa yang akan kau lakukan?”

“Aku sudah lapor polisi, Ken. Dan kau tahu? Aku harus segera beli yang baru, tanpa laptop aku tidak bisa bekerja.”

“Aku tahu tempat penjualan laptop bekas, murah sih.”

“Masalahnya adalah uang ku bulan ini habis untuk biaya perbaikan mobil ku yang kecelakaan minggu lalu.”

“Aku tidak akan meminjamkan mu uang lagi. Nanti hilang, ceroboh!”

“Kau tahu Ken? Rem mobil ku tiba-tiba blong dan....”

“Ya,ya, silahkan berkelit, paling kau mengantuk saat menyetir.”

Lalu percakapan Tetsuya dengan orang itu terhenti karena Bos tiba-tiba memanggil Tetsuya. Sementara orang itu tetap melanjutkan pekerjaannya.

Tetsuya keluar dari ruangan Bos dengan wajah semakin pucat.

“Ken...... Tolong bunuh aku saja.”

“Putus asa sekali, tidak seperti biasanya.”

“Bos, dia melihatku berduaan dengan Yoshida-san, pacar nya.”

“Kau gila! Main api sambil mandi bensin.”

“Tapi Yoshida-san yang mengajakku, dia yang me...”

“Maaf! Untuk yang itu aku tidak mau tahu. Sekarang kembalilah bekerja, selesai kerja nanti kita urus laptop mu.”

“Baiklah.....”

Tetsuya meminta tolong pada orang itu adalah pemandangan yang sangat biasa di ruangan itu. Karena Tetsuya tidak bisa meminta bantuan terhadap selain orang itu.

“Ken, kamu ngga capek? Tiap si ceroboh itu kena masalah, kamu selalu dibebaninya?” Tanya rekan kerjanya yang mulai jengah melihat kelakuan Tetsuya.

“Apa boleh buat, kalau bukan saya siapa lagi? Dia hanya punya saya disini. Lagipula saya hanya membantu sebisa saya, kalau yang terlalu merepotkan, saya angkat tangan kok. Terimakasih sudah khawatir.” Jawab orang itu dengan senyum datar seperti biasanya.

“Kalau ada apa-apa bilang aku ya, aku agak tidak rela kamu diperalat oleh Tetsuya.” Ujar sang rekan lagi.

“Pasti. Terimakasih.” Jawab orang itu dengan wajah datar yang sama.

Pukul 17:15, semua orang sudah meninggalkan meja kerja dengan rapih kecuali Tetsuya. Dia nampak pusing memikirkan masalahnya. Lalu masuklah seseorang. Ya, orang itu, dengan membawa 2 cup kopi hangat. Menaruh cup nya satu di meja Tetsuya, lalu mulai lagi perbincangan ringan soal masalahnya tadi pagi.

“Jadi, sebelum soal laptop, mobilmu bagaimana?”

“Butuh sekitar 200.000 yen untuk menebusnya di bengkel.”

“Sebanyak itu?”

“Rusaknya cukup parah, kau tahu? Aku tidak punya uang lagi”.

“Uang ku yang 40.000 yen juga belum kau kembalikan”.

“Ken, ayolah! Itu kita bicarakan nanti!”

“Maaf, bercanda tidak pada waktu nya. Baiklah, karena aku juga tidak punya uang, ayo cari pinjaman, aku ada kenalan”.

“Pinjaman seperti apa?”

“Pinjaman cepat, tapi rentenir sih. Bunga nya agak tinggi, tapi bisalah tertutup gaji mu, lagipula tidak ada jalan lain bukan? Semakin lama mobilmu menginap di bengkel juga akan semakin mahal biaya tebus nya. Lalu tanpa laptop kau sulit bekerja juga kan?”

“Ken, apa kau sama sekali tidak punya uang?”

“Kau tahu kan aku membiayai 2 orang adik ku juga?”

“Maaf”

“Kau memang pelupa! Ahahaha! Bagaimana pinjaman nya? Mau kau ambil?”

“Baiklah, nampaknya tidak ada jalan lain”.

“Setelah beli laptop nanti, jangan ceroboh lagi!”

“Iya,iya. Tahun ini sial sekali!”

“Sial?”

“Kau tahu? Anjing ku mati karena makanan nya tercampur racun tikus.”

“Dengan kata lain, kau pembunuhnya?”

“Bodoh! Mana mungkin! Aku bangun di pagi hari dan anjing ku sudah mati.”

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

“Mungkin tetangga mu meracuni anjing mu karena dia berisik?”

“Ntahlah. Bahkan akhir-akhir ini aku sering tidak yakin dengan diri ku sendiri.”

“Contohnya?”

“Aku sering lupa, bahkan aku sering tidak yakin apa aku ingat atau lupa?”

“Mungkin karena stress.”

“Nampaknya begitu.”

Keduanya lalu meminum kopi hangat.

“Ken, kopi buatan mu kalau di pikir-ikir rasanya aneh.”

“Mungkin karena stress.”

“Apa hubungan nya? Lagi pula setelah minum kopi mu aku tidak merasa mata ku segar sedikit pun.”

“Karena kopinya rendah kafein! Pikirkan lambung mu!”

“Dari mana kau tahu aku punya magh?”

“Orang stress cenderung pola makan nya berantakan, lagi pula kan kau sendiri pernah cerita punya sakit magh.”

“Oh ya? Mungkin aku lupa pernah bercerita. Apa aku pernah cerita?”

“Linglung begitu, mungkin kau benar-benar stress.”

 Kemudian keduanya berkemas, dan mulai berangkat ke tempat peminjaman. Orang itu mengajak Tetsuya ke peminjaman cepat cair, akan tetapi dengan bunga yang lumayan tinggi, 35%. Walaupun begitu dengan perhitungan cermat, gaji Tetsuya akan menutupi hutang nya. Dengan berat hati Takagi menandatangani perjanjian, dengan jaminan rumahnya sendiri.

“Ken, Terima kasih, selalu membantu ku.”

“Sama-sama Tetsuya, pokoknya selain urusan wanita aku akan bantu.”

Lalu keduanya berpisah menuju rumah masing-masing. Orang itu, seakan memakai wajah yang sama saat berkomunikasi dengan semua orang, dan sahabatnya, wajah yang selalu tersenyum datar tanpa ekspresi. Tapi hanya kepada Tetsuya lah dia mengulurkan tangan dan mau repot-repot membantu. Wajah adalah perwakilan dari penampilan seseorang. Filosofi tentang wajah yang aku utarakan di awal, maksudnya adalah sifat manusia secara keseluruhan. Seperti orang itu, Ken, walau wajahnya selalu tersenyum, tetapi sifat yang ia tunjukkan berbeda-beda. Apakah orang itu bermaksud membingungkan orang lain dengan senyum nya? Anggap saja orang itu melakukan nya dengan alami.

 ***

Pagi yang redup, orang iu seperti biasa, tiba paling awal di kantor. Memulai pekerjaan lebih awal, supaya bisa sedikit santai di akhir setiap hari nya. Satu persatu teman kerja nya berdatangan.

“Pagi Ken, seperti biasa, kamu rajin ya?” sapa rekan kerja yang baru tiba.

“Pagi, bukan rajin, justru ini supaya bisa santai, hahaha” jawab orang itu dengan datar.

Sapaan yang terlihat akrab sebagai orang kantor yang bertemu setiap hari... Pagi itu sedikit berbeda. Suasana hangat di pagi hari yang redup tiba-tiba pecah bagai langit mendung yang tenang lalu petir menggelegar membelah sunyi. Bos masuk dengan menendang pintu.

“ Katsuragi Ken!!!” bos berteriak dengan suara yang dapat terdengar seluruh penghuni ruangan.

“Iya bos?” jawab orang itu dengan datar.

“ Kalau Tetsuya datang, suruh keruangan saya!” ucap sang bos dengan amarah yang cukup membuat serangga berhenti sejenak.

“Siap bos!” Jawab orang itu dengan datar.

Adalah bukan hal yang aneh, jika ada perlu dengan Tetsuya, nama orang itu yang dipanggil. Selang  beberapa menit Tetsuya datang dan orang itu langsung menyampaikan omongan si Bos tadi. Tetsuya sedikit gentar namu tak ada pilihan lain.

“Kalian tahu, pasti masalah pacar si Bos.” Rekan-rekan kerja di ruangan itu mulai berbisik-bisik.

“Tetsuya memang gila.” sahut yang lain.

“ Memang pacar si Bos sangat cantik, aku juga suka, tapi aku lebih suka pekerjaanku.” ujar salah seorang lainnya.

“Si Bos orangnya sensitif kalau masalah wanita, Tetsuya selesai.” semakin banyak yang ikut bicara.

“ Kasihan, tapi dia juga yang main api.” ucap yang lainnya.

Suasana pagi jadi sedikit ramai, semua membicarakan Tetsuya. Semua seolah tahu dan menebak-nebak apa yang akan terjadi.

“Ken, kau baik-baik saja?” tanya salah seorang rekan kerja kepada orang itu.

“Aku akan selalu membantu sahabatku itu, kecuali masalah wanita, aku tidak ingin terlibat sama sekali.” jawab orang itu dengan datar.

“Orang baik juga punya batas ternyata.” balas sang rekan.

“Terimakasih!” jawab orang itu dengan datar.

“Aku tidak memujimu Ken!” rekan kerjanya sedikit mebentak, lalu mereka tertawa kecil.

Tiba-tiba pintu masuk terbuka dengan pelan, nampak wajah Tetsuya sangat pucat dengan mata yang menatap kosong. Riuh kecil rekan-rekan kantor pun mendadak sunyi.

“Ken, aku dipecat.”

“Ya, semua sudah menduga hal itu. Aku bantu mengemasi barang-barang mu dan membereskan meja mu”.

“Ken! Ada orang yang membajak twitter ku lalu menggoda pacar si Bos. Lalu...”

“AKU TIDAK MAU TAU URUSAN WANITA MU, TETSUYA!”

“Ken......tolong aku....”

“Aku selalu menolong mu, tapi kau mengecewakan. Kau berani bermain api dengan harapan aku akan membantu memadamkanya? Jangan bercanda!”.

“Tapi Ken...”

“Kita bicara nanti. Aku banyak kerjaan. Kau sudah tamat kawan. Apapun yang kau katakan hanya terdengar sebagai alasan.”

Tetsuya hanya bisa terdiam, dia bingung bagaimana akan melunasi hutang jika tidak lagi bekerja. Setelah mengemasi semua barang-barangnya, Tetsuya pulang dengan kesedihan dan kebingungan. Lalu hari itu berjalan normal kembali, senormal senyum datar orang itu yang selalu ditunjukkannya setiap saat, dalam kondisi apapun.

Terakhir, aku ingin bercerita tentang wajah ketiga orang itu. Sepulang kerja, orang itu pulang dengan senyum yang sedikit berbeda. Tawa kecil penuh kepuasan mengiringi langkahnya. Sesampainya dirumah. Tawanya semakin menjadi. Orang itu duduk dimeja kamarnya lalu membuka laptop yang dicurinya dari Tetsuya, lalu menguninstall seluruh program, menghapus semua file, hingga bukti kalau orang itu yang membajak twitter Tetsuya hilang tanpa jejak.

Orang itu menaruh telapak tangan kiri di kedua mata nya dan tertawa lagi, teringat si Bos tidak mempercayai Tetsuya ketika bilang twitternya dibajak. Kencan buatan Yoshida-san dan Tetsuya pun adalah ulah orang itu, orang itu membeli HP dengan nomor baru, mengirim pesan ke keduanya dan mengatur pertemuan itu, bahkan memanggil si Bos ketempat pertemuan itu.

 Tetsuya tidak pernah curiga sedikitpun pada orang itu. Jelas-jelas kopi yang dia minum tiap sore rasanya aneh. Orang itu mencampur kopinya dengan obat penenang, yang jika dikonsumsi dalam jumlah banyak, akan membuat orang menjadi linglung dan bermasalah dengan ingatannya. Orang itu juga yang mencampur racun tikus pada makanan anjingnya, karena kesal selalu digonggongi setiap berkunjung ke rumah Takagi. Anjing memang dapat merasakan niat jahat dengan instingnya, itu membuat orang itu kesal, karena merasa wajah aslinya tercium anjing.

Membuat Tetsuya terlilit hutang dengan rentenir pun adalah rencana rapih orang itu. Dari awal orang itu yang membuat rem mobil Tetsuya blong, lalu kecelakaan, mencuri laptopnya, dan membuat tetsuya dipecat. Sangat rapih. Apalagi dengan kemampuan selalu tersenyum datar dan wajah ramahnya membuat siapapun tidak akan mengira sedikitpun bahwa selama ini orang itu lah kesialan terbesar Tetsuya.

Orang itu melakukan itu semua bukan tanpa alasan. Mengapa orang itu begitu menginginkan Tetsuya menderita? Jawabannya adalah...

...Karena orang itu adalah Aku. Ya, sejak awal aku menceritakan diriku sendiri. Aku sejak dulu membenci Tetsuya, dia yang membuat Megumi mengakhiri hidupnya. Aku tidak akan pernah memaafkan dia. Sampai kapanpun Aku akan membuat dia menderita, sampai kapanpun.

Senyum adalah topeng terbaik. Itu akan membingungkan banyak orang. Silahkan kalian gunakan. Salam hangat.

Hutam Kuroyuki Photo Writer Hutam Kuroyuki

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya