Terima Kasih Untukmu yang Telah Membuatku Takut Mengenal Cinta Lagi

Ini semua tentang tembok yang kubangun terlalu tinggi dan tebal. Atau tentang aku yang berlari telalu cepat?

Ini semua tentang tembok yang kubangun terlalu tinggi dan tebal. Atau tentang aku yang berlari telalu cepat?

Pada dasarnya aku jatuh cinta lagi. Cinta? itu yang aku harapkan dari kebohongan yang aku terima. Nyatanya aku belum pernah merasakan cinta yang tulus dari seorang yang aku harapkan. Ku bukan sedang berbicara tentang cinta keluarga apalagi cinta dari Tuhan yang Maha Esa, karena itu sudah sepenuhnya ku dapatkan.

Aku bukan sesuatu yang beruntung jika kubahas tentang cinta. Maka akan kubahas tentang sesuatu yang membuatku takut untuk mengenal cinta. Setelah sekian lama lelah dan nyaman dengan dingin kesendirian ini, aku mengenal kamu. Belajar dari drama kehidupan cintaku, ku sadar dan ku bertekad untuk merubah sifat burukku. Harapanku agar semua berjalan dengan lancar, ternyata dia mungkin bukan milikku. Atau belum? Hanya segenggam harapan.

Aku senang pernah mengenal dirimu yang kuanggap kau pun juga begitu. Hariku yang berawan walaupun bukan mendung mulai cerah. Ya.. aku berusaha memahami kehidupan suka duka yang ku harap dapat ku jalani dengan mu. Tapi ternyata ku dibiarkan berjalan sendiri. Sesungguhnya diriku kesepian. Apakah ku salah menganggapmu yang datang sebagai sebuah anugrah?

Kebohongan. Jika ku tak tau hitam mu, apakah masih kau lanjutkan kisah menyedihkan ini? Ku harap tau dari awal jika kau sudah menemukan kepingan cintamu, tapi mengapa kau masih mencari jiwa yang hilang seperti aku? Beruntungnya otak ini selalu berfikir ini sudah direncana kan oleh Nya. Tapi bagaimana dengan hati ini?

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Untuk dia kepingan cinta mu yang kau ingkari, Aku minta maaf. Diriku paham kau memberikan kepercayaan pada pribadi yang manis. Lalu kenapa kamu sebagai yang bertanggung atas kisahnya tidak menjaga hubungan itu? Tidak pernah ku mengerti kamu yang masih saja mencari dan mencari. Dan untuk Kamu yang tidak setia, seandainya boleh ku tahu tujuan dari semua ini...

Tujuan? Aku terbangun di pagi ini dengan semua yang terasa berbeda. Apakah hampa sedang menyelimutiku? Kembali dalam rutinitas yang wajib adalah kebahagiaan. Bagiku. Berbeda adalah ku merasa sendiri lagi. Memang ku jatuh cinta pada awal yang terlalu cepat. Tujuan ku hari ini adalah supaya bulan datang lebih awal. Saat darahku kehilangan arahnya dan jantungku kehilangan keseimbangannya, jiwaku hanya butuh tidur. Ataukah ku mulai kembali nyaman dalam kegelapan malam? Gelap itu entah mengapa setia terhadap jiwa yang hancur, nyaman untuk tubuh yang bimbang.

Mari kita bahas tentang mengenal cinta lagi. Sejujurnya aku tidak tahu seperti apa rasanya dicintai. Yang aku pikirkan adalah merasa sempurna saat dicintai oleh dia yang kita juga. Hatiku sedih saat membayangkan kebahagiaan itu. Maka makin tinggi lah tembok yang kubangun dan makin jauhlah aku berlari ke dalan hutan...

Kekecewaan. Yah... aku penuh dengan itu. Sudah kubuang habis sampai kau datang untuk membawa kembali kecewa baru. Entah kenapa kau membawa kecewa yang berbeda, membuatku juga harus berbeda memperlakukan nya. Dari sekian banyak harapan yang sirna, aku masih berharap kau masih memikirkan diriku ini... Jiwa ini bukan ingin di kasihani, aku hanya ingin kau tahu bahwa kau telah menyakiti hati yang sudah hancur ini.

Dan pada akhirnya semua ke jalannya masing masing. Hari ini kamu masih bahagia, kau masih punya pasanganmu yang peduli dengan mu. Aku? Cukup aku yang jalani kesepian ini, cukup aku yang merasakan panjangnya hari ini. Sungguh ku bukan pendendam yang kejam.

Ku sudah maafkan jiwamu yang nakal bermain api. Kumaafkan kamu yang memberikan harapan palsu pada jiwa yang salah. Dan ku juga berterima kasih atas perhatianmu yang kuanggap lebih. Ku berterima kasih karena telah menemani hari hari kemarin. Dan aku bersyukur sudah diperkenalkan denganmu.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya