[CERPEN] Penantian

Karena aku pergi hanya untuk kembali

 

Tik tok. Tik tok.

Kulirik sekilas jam dinding. Sudah lewat tengah malam, tapi mataku masih saja gusar tak kunjung lelap. "Hujan gula" yang mendadak sore tadi seolah masih menyisakan aroma manis yang menggelitik hidungku. Sedikit gila rasanya karena sudut-sudut bibirku yang tidak berhenti saling menarik diri ke arah berlawanan. Rongga dada seolah akan meledak dengan dentumnya yang mungkin sudah mampu terdengar oleh telinga orang lain di sekitarku.

Isi pesanmu seperti tayangan kredit dalam film layar lebar. Masih terus terpatri jelas di depan mataku. Ah, lihatlah akibatnya! Bibirku berpoles senyum lagi sekarang.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Kurapal berulang-ulang agenda yang buru-buru kususun sore tadi seolah itu adalah bocoran materi ujian kenegaraan. Aku tidak ingin ada satu agenda pun yang terlupa. Tidak. Tidak boleh. Kepulangan ini harus mampu menebus seluruh emosi yang sudah sama-sama kita rasakan selama ini. Setelah ratusan jam dan ribuan kilometer: ucapkan selamat tinggal wahai pengabdi sinyal dan kuota!

Besok kita akan bertemu. Akhirnya!

Saat untuk menyimpan baik-baik gadget kita akan segera tiba. Saat gelombang suara kita akan bergetar di udara yang sama, tidak lagi harus melalui satelit yang nun jauh disana. Saat indra penglihatanku akan mampu melihatmu dengan sejelas-jelasnya tanpa perlu ada lagi pixel-pixel yang membelah-belah garis wajahmu.

Aku berharap jarum jam berputar secepat ketergesaanku untuk bertemu denganmu. Kutepuk pelan jam weker di atas nakas. Empat jam penantian lagi. Esok akan segera datang. Selamat malam dan selamat terlelap.

 

Dian Lestari Wilianingtyas Photo Verified Writer Dian Lestari Wilianingtyas

Numpang nulis buat lepas penat.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya