Karena "Aku Mencintaimu" Tak Cukup Hebat Membuatmu Menetap Padaku

Untukmu yang pergi, tanpa mengembalikan hati

Apa kabar?

Sosok indah yang pernah aku puja seutuhnya.
Sang pemilik seluruh rinduku pada masa itu.

Namamu masih tetap terukir indah dalam benak yang terluka kian parah karena harapan yang terlalu tinggi aku terbangkan, karena angan yang seketika kau hempaskan. 

Keputusanmu kala itu berhasil membuatku luruh dan terjatuh. Ketika kau memutuskan berlalu bersamanya yang kau anggap tersegalanya hingga kau lupa dia telah membuatmu terluka. Kau memilih kembali kepadanya dan menghempaskanku begitu saja. Kau lupa terhadapku, seseorang yang dengan susah payah berjuang hanya agar dapat melihat senyummu kembali merekah. Kau lupa terhadapku, sesorang yang rela menahan rasa sakit hanya untuk membantumu bangkit dari kenangan pahit. Iya, kau menyingkirkanku dengan mudah. seolah tak pernah terjadi apa-apa. 

Kau pergi tanpa pamit, meninggalkan luka yang teramat sakit. Kau memintaku melupakan, setelah sekian banyak kenangan kau tinggalkan.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Bagaimana bisa?

Bagaimana bisa aku melepaskan genggaman sementara hatiku memendam perasaan. Seharusnya sejak awal aku tahu, kau menghampiriku hanya untuk mengusir pilu bukan untuk menjadi pengobat rindu. Seharusnya sejak awal aku mengerti, kau menganggapku hanya sebagai pengobat perih bukan sebagai seseorang yang kau pilih. Seharusnya sejak awal aku paham, kau menganggapku hanya sebagai seorang teman, bukan sebagai seseorang yang ingin kau perjuangkan.

Hanya karena aku tak memiliki cukup keberanian untuk mengungkapkan aku harus rela menerima kenyataan bahwa kau tak mungkin aku dapatkan. Sudah menjadi resikoku menahan sakit sendirian karena memilih untuk mencintaimu diam-diam.

Aku sadar, Mengungkapkan takkan pernah mengubah keadaan, bagaimanapun hatimu telah menjadi miliknya. Dan sebuah kalimat "Aku Mencintaimu" tak cukup hebat untuk membuatmu memilih kembali memberi hati dan menetap bersamaku di sini.

 

Nona Hujan Photo Writer Nona Hujan

Perindu Senja

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya