[CERPEN] Aku Juga Ingin Punya Masa Depan

Bukankah semua orang berhak menentukan masa depannya?

Apakah harapan itu telah sirna? Dalam pikiran kecil Mya.

Entahlah, apa aku masih ada harapan biar sedikit saja? Ketika suatu hubungan melihat masa lalu, dan ketika diriku ingin bangkit, kenapa banyak orang di sekitarku seperti membuangku. Ketika harapan kecil ini ingin maju, aku berharap sedikit saja setidaknya keluarga mendukungku. Masa laluku yang suram, ketika kuliahku hancur gara-gara cinta dan pernikahanku hanya berselang setahun, rasanya tidak ada harapan lagi untukku maju meraih masa depan.

Gara-gara perpisahanku pada pernikahan, buah hatiku satu-satunya kurang mendapat kasih sayang. Akupun harus berjuang untuk hidup. Kenal dan dekat dengan beberapa orang pun serasa tidak ada gunanya. Kebanyakan orang mendekati aku hanya dengan maksud tertentu. Maaf, bukan maksud menyembunyian identitas atau masa laluku, tapi ketika sebuah kejujuran hanya di jadikan alasan tertentu lebih baik aku mundur, dalam hati kecil Mya pun harus berkata demikian. 

Ketika beberapa bulan berselang, ketika aku pun sudah mulai bangkit. 

Terimakasih buat temanku. Ya, kamu, teman baikku yang selalu ada buatku.

Walaupun hanya sedikit kata, Anti selalu ada untukku. Dia mendukung dan mencarikan aku pekerjaan. 

Katanya, Mya mau tidak kerja? Kerjanya tidak susah, sih asal kamu niat aja, gimana? Wah, senang rasanya dapat kerjaan, dalam pikiran dan hati kecilku berkata. Aku pun langsung memeluknya dan berterimakasih.

Anti berkata, kalau memang mau besok datang ya kemari? "Iya say," begitu jawabku.

Keesokkan harinya, aku dengan pakaian kemeja putih dan rok hitam datang ke tempat dimana Anti  bekerja. Tanpa basa basi dan wawancara panjang lebar, aku langsung di terima kerja. Bercampur aduk senangnya hatiku, apakah ini akhir dari masa laluku yang suram?

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Ternyata kesenangan itu hanya sesaat, kesenangan itu berubah menjadi duka dalam diriku.

Selang beberapa bulan di tempat kerja, ada seseorang lelaki masuk di tempat yang sama denganku. Amir. Itulah namanya. Dia bisa masuk karena rekomendasiku. Dia sudah aku anggap seperti adik sendiri. Dia baik dan selalu menolong. Tapi di balik semua itu ternyata ada niat yang tidak baik.

Saat itu tepat pas lebaran, aku datang silahturami ke rumah teman-teman kerjaku. Dia memaksaku naik motornya. Aku bingung. Ternyata dia malah membawaku kesuatu tempat yang membuatku takut. Teriak pun tak ada guna untukku, sebuah pisau dipegangnya mengancam aku untuk diam dan kejadian memilukan itu pun terjadi.

Sekitar 2 minggu aku baru masuk kerja. 

Saat melangkah masuk, teman kerja lainnya heran melihat mukaku yang pucat. Aku masih ketakutan dan rasa benci untuk melihatnya semakin besar. Kenapa harus aku? Kenapa kejadian ini menimpaku? Apa yang aku lihat di TV terjadi padaku. Mungkin ini adalah kesialanku. Aku tidak bisa berkata apapun sama teman-temanku. Rasa malu, takut dan benci membuatku diam. Diam dan sabar, itulah 2 kata yang membuatku bertahan. Di saat aku berpikir masih memiliki masa depan, dan ketika aku juga ingin punya masa depan, setidaknya di tempat kerja aku sekarang. 

Tuhan tidak tidur.  Aku yakin itu dalam hati kecilku. Walaupun orang-orang memandang status dan masa lalu, Aku tahu Tuhan peduli dengan kehidupanku. Tiap saat dan sampai saat ini, kejadian itu menjadi sebuah trauma. Kejadian itu memberi pelajaran berharga, dan karena ia membuat hal itu terjadi. Akupun tidak akan menyerah. Ya, itu tekadku, kecerobohan dan masa laluku membuat aku bangkit. 

Iya. Karena esok adalah rencana Tuhan dan aku masih memiliki orang-orang yang sayang denganku yang tidak menyerah dengan kehidupanku. Aku berjuang untuk mereka.

Sampai saat itu ketika ia entah keberadaan di mana, aku terus berjuang untuk masa depan. Karena aku juga ingin punya masa depan. 

Ini baru awal dan bukan akhir. Seperti sang hujan yang jatuh berkali-kali, dia tidak pernah berhenti untuk terus turun dan membasahi tanah.

 

Asrianita Photo Writer Asrianita

suka nulis dan dengarin musik,kadang kalau jenuh pingginnya traveling

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya