[CERPEN] Seorang Pemuda Kaya Raya Berakhir Menjadi Seekor Babi

Bekerja keras atau pasrah pada takdir, manakah yang lebih baik?

 

Dulu di sebuah pedesaan pedalaman Tiongkok, ada seorang pemuda, anak tunggal yang lahir di keluarga kaya. Kekayaan itu berasal dari orangtua pemuda tersebut yang memiliki beberapa buah toko kain tersebar di penjuru provinsi. Jika ditaksir, kekayaan itu takkan habis dimakan 3 keturunan sekalipun.

Sang pemuda tersebut pernah diramalkan oleh seorang peramal, bahwa dia akan mewarisi seluruh kekayaan orangtuanya, dan ia akan hidup bergelimang harta sepanjang hidup. Karena merasa memiliki takdir tersebut, maka sang pemuda tak mau kerja, ia hidup menghambur-hamburkan uang orangtuanya dan berfoya-foya. Orangtuanya tidak bisa menasihati secara keras karena terlampau sayang pada anak satu-satunya. Jika dinasihati oleh orang lain, ia selalu saja bilang, "Saya ditakdirkan kaya sepanjang hidup, meskipun saya berfoya-foya dan memanjakan diri setiap hari. Untuk apa saya bersusah payah bekerja? Haha.."

Pada suatu siang, karena sudah tua, sang ayah jatuh sakit kemudian meninggal. Sementara sang ibu juga sudah terlampau tua dan tak sanggup lagi mengurus toko-tokonya. Apa mau dikata, anak satu-satunya, sang pemuda, tak bisa diharapkan untuk meneruskan usaha keluarganya. Akhirnya sang ibu menutup seluruh usahanya, dan hidup dari tabungan keluarga yang selama ini dikumpulkan susah payah bersama suaminya.

Beberapa bulan berselang, sang ibu jatuh sakit, harus menghabiskan uang banyak untuk berobat. Sementara pemasukan tidak ada, pengeluaran sangat besar untuk biaya pengobatan. Belum lagi sang pemuda yang masih saja belum sadar dan terus hidup berfoya-foya.

Akhirnya sang ibu meninggal dunia. Uang tabungan yang banyak sekali lama kelamaan habis karena ulah si pemuda. Rumah dan harta benda sudah dijual, dan mulailah ia berhutang. Jika ditagih oleh pemberi hutang, ia selalu berkata, "Tenanglah! aku ditakdirkan kaya raya sepanjang hidup! aku pasti akan mendapat keberuntungan! nanti kalau keberuntungan itu datang, kukembalikan uangmu 10x lipat!"

Semakin banyak ia berhutang, semakin banyak ia tak membayar hutang-hutangnya, dan tak ada lagi yang percaya padanya. Hingga lama kelamaan ia kehabisan uang, tak tau apa yang harus dikerjakan. Dengan perut kelaparan, kerjanya hanya tidur setiap hari. Ada seorang tua pengangkut sampah yang menghampirinya dan berkata, "Ikutlah aku, bantu aku mengangkut sampah dan akan kuberi kau uang 5 keping setiap hari..." Sang pemuda menjawab, "Enyah kau orang tua! Aku orang kaya, aku orang beruntung, ayahku pengusaha ternama, dan kini kau ingin aku mengangkut sampah?" Lalu ia kembali tidur.

Esoknya, ada seorang pertapa yang menghampirinya, "Anak muda, baiknya engkau membantu aku menyapu dedaunan kering di halaman kuil, daripada hanya tidur.. Akan kuberi kau makan setiap hari.." Sang pemuda menjawab, "AKU DITAKDIRKAN KAYA SEUMUR HIDUP! Kau ingin aku menyapu kuilmu??" Tak lama, sang pemuda meninggal karena kelaparan.

Ia dihadapkan ke raja neraka, dan ia marah-marah di hadapan raja neraka.

"Raja neraka, aku protes!!"

"Apa yang kau proteskan, anak muda?"

"Aku ditakdirkan menjadi orang kaya seumur hidup, bagaimana mungkin aku mati karena kelaparan?"

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

"Itu salahmu sendiri, saat seorang pemungut sampah mengajakmu bekerja, kau tidak mau, padahal jika kau ikuti dia dan bekerja padanya, kelak kau akan menemukan seorang pengusaha limbah plastik yang kaya raya, dan dia akan mengangkatmu anak."

"Aku anak seorang pengusaha kain terkenal, bagaimana mungkin aku menjadi pengangkut sampah? Aku tetap tidak terima! Mengapa tidak ada pekerjaan lain yang lebih baik?"

"Itu juga salahmu, waktu seorang pertapa mengajakmu menyapu halaman kuil, kau tidak mau, padahal jika kau mau, kelak kau akan temukan harta karun emas di bawah akar pohon di halaman kuil itu."

"AKU TETAP TIDAK TERIMA!! Aku harusnya kaya raya tanpa perlu bekerja!"

"Baiklah, sekarang kau mendapat kesempatan terlahir kembali ke bumi, kau mau jadi apa?"

"Aku mau bisa makan tidur sesukaku, aku tak mau mati kelaparan, dan aku tidak mau bekerja pada siapapun!"

"Baiklah!"

 

Lalu sang pemuda terlahir kembali dan menjadi seekor babi.

Bisa makan tidur sesukanya.

Tidak akan mati kelaparan.

Tidak bekerja.***

 

Sraddhavardhana Photo Writer Sraddhavardhana

Seorang passionate sastra, kreator puisi, dan penggemar musik

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya