[CERPEN] Aku Pernah Menyukai Seseorang

Dia itu mengagumkan...

Aku pernah menyukai seseorang.
Dia itu aneh. Di setiap gelak tawanya yang selalu ia bawa tiap hari, kadang terselip tangis dari luka hebat yang pernah ia derita. Kadang dia bisa menjadi orang yang sangat bisa menyenangkan banyak orang, begitu riang, begitu mengagumkan. Kadang dia termenung sendiri dalam duduknya, hanya dia yang tau apa yang ada dalam pikirannya, dan mencoba mengelabuinya dengan menutupi kepala pura-pura tidur di atas meja.

Aku pernah menyukai seseorang.
Dia itu periang. Entah kenapa aku selalu menyukai gelak tawanya. Suaranya yang begitu khas sangat menyenangkan untuk diterima dalam kepala. Setiap ucapannya rasa-rasanya indah untuk dicerna. Lawakan garingnya ketika bercanda sepertinya menghipnotisku untuk tak terlena. Aku sangat menyukai pipinya tembemnya ketika ia tertawa. Dan aku berharap suatu saat aku bisa menjadi alasan yang selalu membuatnya tertawa.

Aku pernah menyukai seseorang.
Dia itu tukang tidur. Delapan puluh persen dari kehidupannya ia habiskan untuk tidur. Tapi akupun tahu pasti bahwa tanggung jawabnya tetap utama meskipun tidur tetap prioritas untuknya. Katanya, "Tidur membuatku bisa melupakan luka, masalah, stres, semuanya sementara." Haha.. lucu saja mendengar kalimat seperti itu darinya. Aku ingat, dia pernah tertidur ketika jam pelajaran dibuka. Dan itu membuatnya menjadi artis dadakan utama dikelas. Bagiku itu tetap indah. Mungkin jika diibaratkan cerita, dia bisa menjadi tokoh utama dalam cerita putri salju dan penyihir tua.

Aku pernah menyukai seseorang.
Dia itu cerewet. Ketika dia senang segala hal akan dibahas olehnya. Dari makanan, film, hingga penjual makanan yang baru saja ditemuinya. Dia bisa membahas semua itu dengan nada bahagia, seakan dunia hanya untuknya bercerita. Tapi bagaimanapun duniaku adalah Dia saat bercerita.

Aku pernah menyukai seseorang.
Dia itu pendiam. Dikala tawanya hilang dia bisa menjadi orang yang benar-benar pendiam. Dia hanya menatap nanar dan mengalihannya pada telepon genggam. Sesekali dia berusaha tidur dengan menutup kepala diatas meja ketika tidak ada hasrat untuk bicara.

Aku pernah menyukai seseorang.
Dia itu pandai dan rajin. Dia tidak akan mengakuinya jika melihat tulisan ini. Padahal Dia adalah salah satu makhluk ciptaan Tuhan terrajin yang pernah kutemui. Pernah sekali Dia melembur banyak pekerjaan dalam satu hari dan Dia tetap tidak mengakui bahwa dia itu rajin.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Aku pernah menyukai seseorang.
Dia itu pemalas. Banyak pekerjaan yang hanya dia kerjakan "seadanya" karena terlalu malas lagi untuk memperbaikinya. Walaupun kutahu persis bahwa hasil kerjanya adalah semampu yang ia bisa.

Aku pernah menyukai seseorang.
Dia itu jelek. Beberapa orang menganggapnya gendut, beberapa lagi menganggap dia gendut juga. Tapi yang membuatku berpikir dia jelek adalah ketika dia menyetujui apa yang orang lain katakan. Ketika dia mengabaikan semua itu, maka saat itu pula dia menawan bagiku.

Aku pernah menyukai seseorang.
Dia itu Cantik. Setiap dia tersenyum aku menyebutnya cantik. Setiap dia tertawa aku menyebutnya cantik. Dan setiap yang ada pada dirinya aku menyebutnya cantik. Indah ketika melihat kamu tersenyum, indah ketika melihatmu tertawa, dan indah ketika pipimu mengembang tiada tara. Ingin rasanya aku mencubitnya, dan kupajang sebagai koleksi berharga.

Aku pernah menyukai seseorang.
Dia adalah inspirasiku. Setiap tulisan yang tercipta, setiap puisi yang ada dan setiap kalimat yang tertera semua itu berasal darinya. Entah mengapa dia adalah tambang ide untuk mencari inspirasi ketika sayup emosi mulai menggerogoti. . Aku menyukai seseorang. Bersamanya selalu menyenangkan. Bersamanya melegakan. Bersamanya seperti menemukan tempat untuk pulang.

Aku menyukai seseorang.
Dia itu aneh. Dia itu periang. Dia itu tukang tidur. Dia itu cerewet. Dia itu pendiam. Dia itu rajin. Dia itu pemalas. Dia itu jelek. Dia itu cantik. Dia itu inspirasi.

Dia itu... Kamu.

 

Adi Setiawan Photo Writer Adi Setiawan

Menulis adalah salah satu media dari Tuhan untukku mengungkap rasa yang mungkin tidak pernah kau tahu adanya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya