[PUISI] Murka Seorang Wanita Pencemburu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Baiklah, secuil asa di balik aroma pekat secangkir kopi
aku menghirup, merasa, dan menelan pahit kisah ini
persis seperti kopi dalam pengantar
inilah yang terjadi di balik baik-baik saja
murka yang mendalam di balik senyuman kebohongan
ahh bukankah itu biasa, sekedar teman bercanda
hello... tidakkah kau mengerti di luar sana
jutaan pasangan pisah sebab kata-kata, "hanya sebatas teman" menjadi "hanya sebatas main"
tidakkah kau mengerti arti sebuah permainan?
ada kalah ada menang
hanya saja permainan kesetiaan ini, wanita tidak ingin menang
juga tidak ingin kalah
dia ingin sebuah keadilan
tapi kau tidak bisa menegakkan keadilan di dalam sebuah permainan
pilihanmu hanya dua, dia yang menang atau aku yang kalah
Di luar batas kecemburuanku
bukankah aku penjagamu sayang?
bukankah aku pelindungmu sayang?
dan bukankah aku simbol setiamu?
Aku menjaga mata, hati, dan kesetiaanmu
Berusaha mengerem laju kematakeranjanganmu
bukankah aku baik untukmu?
Jika sudi kau pahami
pahamilah sebab murkaku ini
bukan cemburuku berlebih
hanya sekedar takut
aku takut kisah kita berlalu karena kehadirannya
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.