[PUISI] Murka Seorang Wanita Pencemburu

Biarkan cemburu itu tumbuh, bukankah itu pagar untuk cinta?

 

Baiklah, secuil asa di balik aroma pekat secangkir kopi

aku menghirup, merasa, dan menelan pahit kisah ini

persis seperti kopi dalam pengantar

inilah yang terjadi di balik baik-baik saja

murka yang mendalam di balik senyuman kebohongan

ahh bukankah itu biasa, sekedar teman bercanda

hello... tidakkah kau mengerti di luar sana

jutaan pasangan pisah sebab kata-kata, "hanya sebatas teman" menjadi "hanya sebatas main"

tidakkah kau mengerti arti sebuah permainan?

ada kalah ada menang

hanya saja permainan kesetiaan ini, wanita tidak ingin menang

juga tidak ingin kalah

dia ingin sebuah keadilan

tapi kau tidak bisa menegakkan keadilan di dalam sebuah permainan

pilihanmu hanya dua, dia yang menang atau aku yang kalah

 

Di luar batas kecemburuanku

bukankah aku penjagamu sayang?

bukankah aku pelindungmu sayang?

dan bukankah aku simbol setiamu?

 

Aku menjaga mata, hati, dan kesetiaanmu

Berusaha mengerem laju kematakeranjanganmu

bukankah aku baik untukmu?

Jika sudi kau pahami

pahamilah sebab murkaku ini

bukan cemburuku berlebih

hanya sekedar takut

aku takut kisah kita berlalu karena kehadirannya

 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

yenny anggraini Photo Verified Writer yenny anggraini

Berusaha menjadi lebih baik

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya