[PUISI] Rindu Tak Terbalas

Puisi-puisiku berlari dalam hujan menuju rindu paling deras; kamu.

Subuhpun berlalu,…. tapi mata ini berontak enggan juga mangatup walau sejenak.

Mungkin  ini olah kerja otak yg terus berfikir.

Berfikir?......., Iya berfikir…

Berfikir untuk sejenak mengenang masa lalu,

Masa yg membuat hati ini berlumuran darah  kasih dan cinta.

 

Mungkin sudah terlalu lama telinga ini tak mendengar tawamu,

Sehingga hidup ini terasa gersang, sangat gersang.

Bak tanah yang merindukan turunnya hujan, atau bahkan hanya sekadar tetesan embun

 

Mungkin sudah terlalu lama mata ini tak melihat senyummu,

Senyum yang membuat hati ini menolak untuk bersedih,

Dan juga hidup yang tak memiliki alasan untuk mengangis,.

 

Sudahlah! Biarlah tawa dan senyummu terpenjarakan dalam pikiranku,

Agar rindu ini mudah untuk mendatangimu,

 

Sudahlah! Biar tawa dan senyummu terpenjarakan dalam hatiku,

agar hati ini punya alasan tuk terus mencintamu….

Walau hati ini tau rembulan tak pernah mau membalas rindunya pungguk..

 

Tapi hati ini tak kan pernah berduka,,,,

karena ia tau  mentari selalu berkenan menitip salam rinduku…

walau itu hanya personfikasi belaka.. 

“Puisipuisiku berlari dalam hujan menuju rindu paling deras; kamu”. Helvy Tiana Rosa                             

 

  Malang, 8 April 2017

 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

sodik Photo Writer sodik

Mencari pertanyaan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya