[Puisi]: Kembalilah, Puan...
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Akan kuceritakan sedikit tentang rindu
Sebuah perkara yang tak kunjung selesai,
Meskipun hikayat cinta kita telah usai
Karena perihal rindu ini cukup syahdu
Meskipun peraduan itu tak lagi bersinar di hatiku
Engkau pantas berbangga, puan..
Kehadiranmu sempat mewarnai dunia pemuda ini
Ia yang menamakan dirinya Tuan Tujuh
Yang saat ini berpeluh dalam melantangkan keluh
Karena kau yang pergi tanpa pesan
Meninggalkan kesan layaknya luka menahun
Namun,
kau tak bisa dipersalahkan
Karena kepergianmu adalah kesalahanku
Yang tak mampu mengurai cinta dengan benar
Membiarkan ego membelenggu hati yang lemah ini
Hingga saat ini..,
Tembang penyesalan masih berdendang dengan lantang
Tak peduli dengan bathin yang semakin terkikis
Karena rindu tanpa peraduan yang terus mengiris dengan bengis
Ini sungguh kejam..
Namun tiada siapapun yang patut dipersalahkan
Melainkan diri yang bodoh dan nista ini
Bodoh ketika membuat kau pergi tanpa pesan,
Nista ketika merindu dengan kau yang tak berkesan
Aku tahu, puan..
Hikayat cinta kita telah usai dan langsai
Karena bagimu, tiada lagi hutang cinta yang harus dipenuhi
Namun, sudilah kita engkau berlapang hati berbesar jiwa
Melihat diriku yang begitu memelas saat mengemban derita
Perihal rindu akan dirimu yang tak kunjung hilang
Perihal gejolak cinta kepada dirimu yang tak kunjung padam
Kembalilah, puan..
Karena tempatmu masih tak tersingkirkan
Aku tahu, kau masih melalang buana dalam pencarian hidup
Namun, sudah saatnya ku pertegaskan
Bahwa rindu dan cinta semakin lantang memanggilmu
Untuk pulang dan menetap dalam keharibaan
Kembalilah..
Karen rindu sudah cukup membuat cinta ini menderita
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.