Dari Saya Kepada Aku

Tuhan, Engkaulah Sang Maha Baik, sangat baik, teruntuk aku, manusia yang tidak tahu malu.

Sungguh memilukan, hidup terkatung-katung dalam nafsu yang menyesatkan

Sungguh memalukan, terang-terangan dihadapan Tuhan mengikuti setiap langkah bisikan setan

Sungguh menyedihkan, menikmati kesenangan dunia tanpa pernah merasa berdosa

 

Oh Tuhan,

Manusia macam apa yang hidup dalam diri hamba?

Kecintaan pada dunia membuat lupa akan Sang Pencipta

Dalam napas, hanya ada dunia

Dalam sehat, hanya ada dunia

Pun dalam tawa, hanya ada dunia

Melupakan bahwa sejatinya engkaulah Sang Maha Segalanya

Aku yang tidak tahu diri, hanya mengingat-Mu dikala musibah berdatangan

Aku yang tidak pandai bersyukur, selalu meminta ini itu tanpa rasa malu

Aku yang tidak cukup bersabar, selalu mengeluh pada nasib yang tak kunjung berubah

 

Tuhan,

Meski dengan segala kelupaanku, Engkau tetap selalu mencinta

Meski dengan segala ketidaktahuan diriku, Engkau tetap selalu mendekap

Meski dengan segala ketidakpandaianku bersyukur, Engkau tetap selalu memberi yang terbaik lebih dari apa yang aku pinta

Meski dengan segala ketidaksabaranku menjalani hidup, Engkau tetap selalu setia menuntun jiwa dari keabu-abuan yang mendera

 

Tuhan,

Engkaulah Sang Maha Baik, sangat baik, teruntuk aku, manusia yang tidak tahu malu.

Kepadamu wahai aku,

Berapa banyak lagi nafsu yang ingin kau turuti?

Tak tahukah, kesenangan sementara jelas nyata tiada guna

Masihkah engkau ingin bersanding dengan ego?

Tak tahukah, memeliharanya dapat menjadi bumerang pribadi

Masihkah berpikir dua kali untuk kembali menata hati yang hanya tertuju pada sang Ilahi?

Tak tahukah, meski seringkali bahkan berkali-kali kau lupa dan kau abai, Tuhan tetap setia mencinta tanpa pernah meminta

Apakah kau berpikir, “Ah, nanti saja bila ku dapat hidayah dari-Nya?”

Tak tahukah, tiada waktu untuk menunggu perihal kembali pada jalan yang diridhoi

 

Wahai Aku,

Janganlah kau habiskan sisa umurmu dengan meminum madu yang mematikan

Janganlah kau biarkan dirimu tenggelam dalam kubang lumpur yang mampu membuatmu hancur

Janganlah kau terombang ambing bagai baling-baling yang diterpa angin

Jangan, sekali-sekali jangan

 

Wahai Aku,

Jika kau masih kokoh memilih bersemayam dalam ruang penuh titik kehitaman

Akan kau dapati penyelasan yang selalu menghantui hingga diujung persinggahan ini

Tak ada yang mampu kau perbuat selain bertaubat mengikat diri dari berbagai bentuk maksiat

Mari wahai aku, mari.

Mari bersihkan hati dan berbenah diri menuju Sang Ilahi Robbi

 

By: MiftaRK

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Mifta RK Photo Writer Mifta RK

Penikmat Rasa

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya