Dari Saya Kepada Aku
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sungguh memilukan, hidup terkatung-katung dalam nafsu yang menyesatkan
Sungguh memalukan, terang-terangan dihadapan Tuhan mengikuti setiap langkah bisikan setan
Sungguh menyedihkan, menikmati kesenangan dunia tanpa pernah merasa berdosa
Oh Tuhan,
Manusia macam apa yang hidup dalam diri hamba?
Kecintaan pada dunia membuat lupa akan Sang Pencipta
Dalam napas, hanya ada dunia
Dalam sehat, hanya ada dunia
Pun dalam tawa, hanya ada dunia
Melupakan bahwa sejatinya engkaulah Sang Maha Segalanya
Aku yang tidak tahu diri, hanya mengingat-Mu dikala musibah berdatangan
Aku yang tidak pandai bersyukur, selalu meminta ini itu tanpa rasa malu
Aku yang tidak cukup bersabar, selalu mengeluh pada nasib yang tak kunjung berubah
Tuhan,
Meski dengan segala kelupaanku, Engkau tetap selalu mencinta
Meski dengan segala ketidaktahuan diriku, Engkau tetap selalu mendekap
Meski dengan segala ketidakpandaianku bersyukur, Engkau tetap selalu memberi yang terbaik lebih dari apa yang aku pinta
Meski dengan segala ketidaksabaranku menjalani hidup, Engkau tetap selalu setia menuntun jiwa dari keabu-abuan yang mendera
Tuhan,
Engkaulah Sang Maha Baik, sangat baik, teruntuk aku, manusia yang tidak tahu malu.
Kepadamu wahai aku,
Berapa banyak lagi nafsu yang ingin kau turuti?
Tak tahukah, kesenangan sementara jelas nyata tiada guna
Masihkah engkau ingin bersanding dengan ego?
Tak tahukah, memeliharanya dapat menjadi bumerang pribadi
Masihkah berpikir dua kali untuk kembali menata hati yang hanya tertuju pada sang Ilahi?
Tak tahukah, meski seringkali bahkan berkali-kali kau lupa dan kau abai, Tuhan tetap setia mencinta tanpa pernah meminta
Apakah kau berpikir, “Ah, nanti saja bila ku dapat hidayah dari-Nya?”
Tak tahukah, tiada waktu untuk menunggu perihal kembali pada jalan yang diridhoi
Wahai Aku,
Janganlah kau habiskan sisa umurmu dengan meminum madu yang mematikan
Janganlah kau biarkan dirimu tenggelam dalam kubang lumpur yang mampu membuatmu hancur
Janganlah kau terombang ambing bagai baling-baling yang diterpa angin
Jangan, sekali-sekali jangan
Wahai Aku,
Jika kau masih kokoh memilih bersemayam dalam ruang penuh titik kehitaman
Akan kau dapati penyelasan yang selalu menghantui hingga diujung persinggahan ini
Tak ada yang mampu kau perbuat selain bertaubat mengikat diri dari berbagai bentuk maksiat
Mari wahai aku, mari.
Mari bersihkan hati dan berbenah diri menuju Sang Ilahi Robbi
By: MiftaRK
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.