[PUISI] Kepada Kekasihku

Kau adalah dulu yang semu...

Wahai kekasih yang mengasihiku..

Dengarkanlah apa yang ingin ku katakan.
Mengertilah apa yang harusnya kau mengerti.
Sebab aku tak dapat memaksamu.
Sebab aku tak sanggup menyakitimu.

Wahai kekasih yang ku kasihi..
Dengarkanlah aku ingin bernyanyi.
Menyampaikan apa yang baiknya ku sampaikan.
Melalui lagu cinta dan perpisahan.
Sebab aku tak mau berbicara dalam pertemuan yang terlarang.

Wahai kekasih yang tak termiliki..
Katakanlah bahwa perasaan ini anugerah Illahi.
Yang tiada bisa dijelaskan, hanya mampu dirasakan.
Sebab apa yang kau rasa nyatanya pun ku rasa.

Wahai kekasih yang tak mengikat..
Tiada yang salah diantara kita berdua.
Hanya aku yang tak mau mengikutimu.
Sebab apa yang kau fikir tak serumit yang ku hadapi.

Wahai kekasih yang tak terjamah..
Ku biarkan semua mengalir adanya seperti yang kau pinta.
Maka biarkan pula aku melawan arus aliranmu.
Meski sulit harus menjauhi kedekatan yang terjalin.
Sebab aku ingin tetap hidup di kehidupanku.

Wahai kekasih yang semu..
Jangan paksa aku memasuki hidupmu lebih jauh.
Cukuplah dengan saling mengetahui keadaan hati kita.
Sebab kau masih terikat dan Tuhan tahu yang tak kitah ketahui.

Wahai kekasih yang bukan kekasih..
Maafkanlah aku yang tak ingin bersamamu.
Maafkanlah jika ku tinggalkan gores pada hatimu.
Kembalilah pada keadaanmu sebelumnya.
Bukakan pintu hatimu yang memang terbuka untuk yang lain.
Jangan tanya apa aku terluka atau Mengapa!
Jika memang kau mampu rasa apa yang aku rasa..

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Melia Rosalina Photo Verified Writer Melia Rosalina

Menulis untuk belajar.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya