[PUISI] Hujan dan Senja Selamanya

Ketika hujan yang bersanding dengan senja harus berakhir

Pagi yang indah, di hari sebelum semuanya berubah

Handphoneku bergetar dengan keras

Seolah tidak sabar untuk menyampaikan sebuah rindu

Kulirik, ada namamu terpampang di layar

Andai kamu lihat senyumku saat itu

Cerah, bahkan langit pagi ini tak sanggup menandinginya

 

Kamu selalu berkata padaku tentang bagaimana kamu menyukai hujan

Tentang bagaimana rintik-rintik itu berpacu menuruni jendela rumahmu

Dengan kita di dalamnya

Asik bersenda gurau diantara kopi yang mengepul panas

Perlahan hanyut, dalam tatapan satu sama lain

 

Aku sungguh menikmati saat-saat itu

Namun, diam-diam aku selalu merindukan matahari

Bagiku, matahari terbit menandakan muncul halaman baru yang siap diberi warna

Tentu aku bersemangat, karena aku tau ada kamu

Yang menjadi warna penting dalam setiap lembar kehidupanku

Kehangatan pagi seperti inilah yang selalu aku rindukan setiap malam

 

Pagi ini dinginnya keterlaluan

Seperti dinginnya sikapmu padaku

Semenjak kamu memutuskan untuk pergi dari hidupku

Mataku yang sayu menatap ke depan dengan kosong

Tak tahu mau kemana, tak tahu juga arah jalan pulang

 

Kopi yang ada di depanku nampak pula kedinginan

Kuaduk-aduk lagi dengan bimbang

Akhirnya, keluar juga uap yang ditunggu-tunggu

Aku memandang uap itu naik sebentar lalu pergi dibawa angin

Sungguh, aku berharap perasaanku ikut terbang dan hilang bersama uap itu

 

Cerahnya sinar pagi ini ternyata tidak bisa menutupi gelapnya kehidupan

Matahariku sudah tenggelam

Meninggalkan lembaran-lembaran hidup yang kini berwarna hitam putih

Pergi, memutuskan untuk menjadi senja selamanya

 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Krismanuel Photo Writer Krismanuel

https://www.krismanuel.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya