[PUISI] Tangis Mayat Kematian Etnis

Kepada mayat: kau sebut dan kau kultus atas nama sejarah, lupa tak kau sebut dan tak ada nama:

Tangis Mayat Kematian Etnis

kepada mayat:
lalu kau bawa darah dan jasad yang telah mengering dan membujur kaku tanpa rupa, derap sepatu keangkuhanmu menari-nari di atas tanah tepat di samping kanan-kiri bergelimpang ratusan raga tak bernyawa, melintasi batas-batas tak terjamah, 
dibakar,
disiksa,
tak bermanusia

kepada mayat: 
tangis, berlinang, tetesan air mata anak cucumu, sedu-sedan semakin terdengar, di pelosok desa hingga sudut-sudut kota, melengking, keringat tumpah di pematang jalan setapak, tetesan darah tak dirasa, haus dan lapar tak terkira,

kepada mayat:
tangan-tangan kurus tak terasup makanan, kaki-kaki gontai di pematang dan setapak, mata-mata sayu meninggalkan kampung berliku, kulit keriput digendong dan ditandu, berjalan berpuluh-puluh kilometer, mencari tempat berteduh, menggapai harapan, tentang kehidupan, tentang umat manusia,

kepada mayat: 
kau sebut dan kau kultus atas nama sejarah, lupa tak kau sebut dan tak ada nama:
Arakan atau,
Rakhine dan,
Rohingya


Denpasar, 2017

 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

kambali zutas Photo Writer kambali zutas

penonton dan penikmat sepak bola dan bulu tangkis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya