[PUISI] Tangis Mayat Kematian Etnis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tangis Mayat Kematian Etnis
kepada mayat:
lalu kau bawa darah dan jasad yang telah mengering dan membujur kaku tanpa rupa, derap sepatu keangkuhanmu menari-nari di atas tanah tepat di samping kanan-kiri bergelimpang ratusan raga tak bernyawa, melintasi batas-batas tak terjamah,
dibakar,
disiksa,
tak bermanusia
kepada mayat:
tangis, berlinang, tetesan air mata anak cucumu, sedu-sedan semakin terdengar, di pelosok desa hingga sudut-sudut kota, melengking, keringat tumpah di pematang jalan setapak, tetesan darah tak dirasa, haus dan lapar tak terkira,
kepada mayat:
tangan-tangan kurus tak terasup makanan, kaki-kaki gontai di pematang dan setapak, mata-mata sayu meninggalkan kampung berliku, kulit keriput digendong dan ditandu, berjalan berpuluh-puluh kilometer, mencari tempat berteduh, menggapai harapan, tentang kehidupan, tentang umat manusia,
kepada mayat:
kau sebut dan kau kultus atas nama sejarah, lupa tak kau sebut dan tak ada nama:
Arakan atau,
Rakhine dan,
Rohingya
Denpasar, 2017
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.