[PUISI] Senja Bagi Penikmat Luka

Singkat tapi membekas. Warna bagi penikmat luka.

Pernahkah kamu bertemu jingga?
Ia tidak terang, tidak juga gelap.
Ia berada di ambang terang menuju gelap.

Jingga memang indah,
sering mengantarkanku untuk berpikir tentang betapa menyenangkannya jika langit terus bernuasa senja sepanjang hari
Membawa ketenagan.

Sayangnya kenyataan membawa kita harus melalui banyak warna.
Warna yang kadang menciptakan kelam untuk sebuah perjalanan kehidupan.

Singkat tapi membekas.
Warna bagi penikmat luka.
Ia tidak ingin masuk dalam gelap tapi enggan menyapa terangnya mentari.

Walau jingga meninggalkan kesan  Mampu membawamu dalam ketenangan,
Tetap saja kamu membutuhkan terangnya siang
Untuk Menapaki perjalanan yang memberimu makna untuk hidup.

Malam juga tak luput dari fungsinya, kita membutuhkan gelap untuk merasakan lelah dan meresapi semua hal yang kita lalui untuk menciptakan cerita.

Luka dan senja seolah berteman menciptakan romantisme hati yang terasa sesak oleh kesedihan untuk mencari ketenangan.

Jingga seolah menjadi warna untuk tempat bersembunyi.

Dalam senja ada jingga
Dalam jingga ada hati yang terluka dikemas nuansa.

Ini cerita senja bagi penikmat luka.

 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Caroline Sambuaga Photo Verified Writer Caroline Sambuaga

I am a creative director of my dream(s) Twitter & Instagram : @che_sam Wattpad : @chesamstory Blog : www.chesamstory.wordpress.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya