[PUISI] Cinta yang Kesepian

Sendirian, mencintaimu yang entah apakah pernah ada atau tidak.

 

Kita pernah berdiri di titik yang sama pada persimpangan kehidupan
aku yang pernah melihatmu sedemikian dekat
sehingga bahkan kita bisa mendengarkan debaran jantung masing-masing.
Tapi siapa yang tahu, jika ini adalah
simpul kebersamaan yang terakhir sebelum genggaman kita terlepaskan?

Semakin lama, perlahan namun pasti
langkahmu menjauhi langkahku. Dan detakan hatimu
tak lagi terdengar olehku.
Tanganku tak dapat menggapai jemarimu lagi,
kehadiranmu juga tak lagi tertatap oleh mataku

Hanya tinggal ujung bayangmu saja yang tersisa
yang tanpa sadar tertangkap oleh perhatianku.
‘Aku mencintaimu’, dapatkah kau mendengarnya?
‘Aku mencintaimu’, tapi kau sudah tak disini lagi.

Waktu adalah hal yang keji bagi ingatan
menjadikan kenangan yang tersimpan memudar.
Membuatku takut, karena hanyalah inilah
yang ku miliki tentangmu.
Bisakah kita berhenti sejenak, sehingga bayangmu tetap ada
di ujung tebing dari ingatanku?
Agar aku bisa mengingat tentang mencintai, walaupun pada akhirnya
aku melupakan tentang siapa yang pernah ku cintai.

Hanya tinggal aku sendirian
dan seujung bayanganmu yang nyaris membuyar.
Cinta ini tinggal menghampa dalam kesepian
bertanya-tanya dengan harapan yang kosong,
apakah engkau benar-benar pernah ada?
‘Aku mencintaimu’, bisikku lagi
walaupun aku melupakan tentang siapa yang pernah dicintai oleh hati ini.

 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Hatta Halimas Photo Writer Hatta Halimas

Penulis, pecinta sastra, aktivis disabilitas, penjunjung nasional

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya