Indahnya Musikalisasi dalam Puisi, 4 Lagu Ini Membuktikannya!

Menyentuh sampai ke dalam hati kamu, bukan?

Puisi dalam pengertiannya adalah satu bentuk karya sastra, yaitu yang berasal dari perasaan dan isi hati dari seorang penyair merujuk kepada apa yang dirasakan, dialami dan dilihat.

Dalam puisi, bahasa yang dibuat penuh makna serta terikat dengan irama, matra, rima, dan juga penyusunan bait dan liriknya. Sang penyair membuat puisi tidak sembarang. Perasaan serta pemikiran imajintif, namun dengan bahasa yang bermakna dan tertata.

Dalam membawakan sebuah puisi, sang penyair juga memasukkan semacam ruh dalam puisi yang dibawakannya, agar para pendengar mengerti maksud dalam sebuah puisi. Tak terkecuali dari 4 puisi di bawah ini, musikalisasi dalam puisi ke dalam nuansa yang berbeda, namun tidak kehilangan ruh dalam puisi.

1. Tuhan

Indahnya Musikalisasi dalam Puisi, 4 Lagu Ini Membuktikannya!bio.or.id

Puisi yang berjudul Tuhan, merupakan karya dari Taufiq Ismail. 

Taufiq Ismail adalah penyair dan sastrawan kelahiran 25 Juni 1935. Puisi-Puisi karyanya banyak yang bertemakan tentang religi. Salah satunya Puisi yang berjudul Tuhan. 

Puisi yang berjudul Tuhan, dibawakan dengan nuansa musik oleh Bimbo serta Gigi. Keduanya sukses dalam membawakan musikalisasi puisi dari karya Taufiq Ismail. Selain itu, Puisi yang berjudul Sajadah Panjang, Ada anak Bertanya Pada Bapaknya sukses di bawakan oleh Bimbo dan Gigi.

Berikut Puisi Tuhan Karya Taufik Ismail:

Tuhan,
Tuhan Yang Maha Esa 
Tempat aku meminta
Dengan segala doa

​​Tuhan

Tempat aku berteduh
Dimana aku mengeluh
Dengan segala keluh

Aku jauh Engkau jauh
Aku dekat Engkau dekat
Hati adalah cermin
Tempat pahala dan dosa berpadu

2. Derai - Derai Cemara

Indahnya Musikalisasi dalam Puisi, 4 Lagu Ini Membuktikannya!salihara.org

Chairil Anwar lahir di Medan, 26 Juli 1922 dan meninggal di Jakarta, 28 April 1949. Chairil Anwar dijuluki dengan 'Si Binatang Jalang',  mengacu pada karya puisi yang berjudul Aku. 

Chairil Anwar dinobatkan oleh H.B Jassin sebagai pelopor puisi Indonesia modern angkatan '45. Salah satu puisi yang berjudul Derai-Derai Cemara, sukses dibawakan kembali dengan nuansa musik oleh Banda Neira. 

Berikut isi puisi Derai-Derai Cemara Karya Chairil Anwar:

Cemara menderai sampai jauh,
terasa hari akan jadi malam,
ada beberapa dahan di tingkap merapuh,
dipukul angin yang terpendam,

Aku sekarang orangnya bisa tahan,
sudah berapa waktu bukan kanak lagi,
tapi dulu memang ada suatu bahan,
yang bukan dasar perhitungan kini,

Hidup hanya menunda kekalahan,
tambah terasing dari cinta sekolah rendah,
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan,
sebelum pada akhirnya kita menyerah...

 

3. Rindu

Indahnya Musikalisasi dalam Puisi, 4 Lagu Ini Membuktikannya!konfrontasi.com

Banda Neira membawakan puisi karya Subagio Sastrowardoyo dengan nuansa musik yang berjudul Rindu.

Subagio Sastrowardoyo lahir di madiun, 1 Februari 1924 dan meninggal di Jakarta, 18 Juli 1995. 

Berikut isi puisi yang berjudul Rindu:

Rumah kosong
Sudah lama ingin dihuni
Adalah teman bicara

Siapa saja atau apa

Jendela, kursi
Atau bunga di meja
Sunyi, menyayat seperti belati
Meminta darah yang mengalir dari mimpi

4. Kebenaran Akan Terus Hidup

Indahnya Musikalisasi dalam Puisi, 4 Lagu Ini Membuktikannya!m.merdeka.com

Suaraku tak bisa berhenti bergema,

di semesta raya suaraku membara,

Walau kau terus saja coba membungkamnya,

Namun suaraku tak pernah bisa kau redam,

Karena kebenaran akan terus hidup,

Sekalipun kau lenyapkan kebenaran takkan mati,

Aku akan tetap ada dan berlipat ganda,

Siapkkan barisan dan siap untuk melawan,

Akan terus memburumu seperti kutukan,

​​​​Aku bukan artis pembuat berita,

Tapi, aku memang selalu kabar buruk buat penguasa,

 

Puisiku bukan puisi,

Tapi kata-kata gelap yang berkeringat dan berdesakkan mencari jalan,

Ia tak mati-mati meski bola mataku diganti

Ia tak mati-mati meski bercerai,

Dengan rumah dan ditusuk-tusuk sepi,

Ia tak mati-mati telah kubayar yang dia minta,

Umur, Tenaga, Luka,

Kata-kata itu selalu menagih,

Padaku ia berkata kau masih hidup,

Ya, aku masih hidup dan kata-kataku belum binasa,

Kebenaran takkan mati,

 

Puisi di atas adalah puisi karya Widji Thukul yang berjudul Kebenaran Akan Terus Hidup. 

Widji Thukul lahir pada tanggal 26 Agustus 1963. Beliau adalah Aktivis Hak Asasi Manusia. Widji Thukul dikabarkan menghilang pada tanggal 27 Juli 1998.

Fajar Merah, merupakan anak dari Widji Thukul yang dengan lantang tetap menyuarakan karya dari ayahnya. Salah satunya adalah Kebenaran Akan Terus Hidup.

Pertengahan bulan Januari lalu, film yang mengisahkan tentang Widji Thukul di rilis. Yaitu dengan judul Istirahatlah Kata-kata.

 

Sebenarnya masih ada banyak karya puisi yang dapat dimusikalisasikan. 

Kamu pun juga dapat membawakan sebuah puisi dalam bentuk lagu. 

 

 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Arif Rahmanto Photo Verified Writer Arif Rahmanto

pecinta kopi panas dan es teh manis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya