Raja Batak, Adakah Sedikit Rindu untuk Pulang Ke Tao Toba?

Pada rindu yang tak bertepi, pada harapan yang tak kunjung padam, pun dahaga yang semakin membuncah, izinkan aku melepas penat

Tao surut atau Samosir naik? Entahlah. Konon laut di darat ini berawal dari tangis seorang wanita jelmaan ikan dan anaknya, ia terus menangis meratapi nasib. Yang jelas, kini ibu beranak satu itu sudah tak sudi lagi mengeluarkan air mata. Telah berhenti riak-riak air di kedua pelupuk.

"Lalu, dimana kah engkau berada? Si Raja Batak yang dahulu diturunkan di Pussuk Buhit tanpa kaki beralas? Bah amang!! sejenak berlarilah ke lembah, ke tepian Tao. Semua sudah tidak sama lagi, tidak kah kau memendam sedikit rindu? atau memang tak rindu? atau sama sekali tak rindu?"

Musim semakin tak bersahabat, pun Aloban tak setinggi depa saat dulu kau turun.
Ritual telah dihelat, tetapi hujan seolah enggan menyapa.
Tano ponggol sudah kering, kapal tak bisa melintas.
Ada lagi yang ingin kuceritakan, sudikah kau mendengar?
Bukan tentang tanah pujaanmu tetapi tentang kami.

Ah, amang....
Rasa pilu dan malu itu berdesir bak andaliman.
Haruskah aku bercerita tentang nyata yang membuatku risau?
Hasrat dan kerakusan kami telah benar-benar menggila.

Amang, turunlah bersama hujan, sekali saja sudah cukup.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Antonius Naibaho Photo Writer Antonius Naibaho

seorang penulis lepas yang terbiasa ditemani kopi

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yogie Fadila

Berita Terkini Lainnya