Sepotong Puisi untuk Si Biang Rindu

#14HariBercerita Saat temu kembali memuara.

Senja bukan lagi gerimis kesedihan

Malam tak lagi mengerjap sepi

Rasanya tak pernah kutimang malam sedamai ini

 

Bulan berjubah merah kini merekah membentuk purnama

Di bawah naungan gemintang, kita bersisian mencurah rindu

Kembang-kembang api itu berletupan membentuk euforia, seperti di dinding dadaku

Naik ke atas, awan berarak ringan mengairi senyummu

 

Kini musim berbinar sekali, seperti lukisan embun di matamu

Tawa kita membentur angin. Senyum kita merangkul petang

Puisi memburu kita untuk bertukar imaji

 

Kita benar-benar merayakan rindu

Hingga aku khawatir melihat arloji

Karena waktu yang semakin terlalah

 

Geletar malam tak pernah panjang

Kita bergegas memapah waktu

Kita bersiap untuk pulang

Biar saja, sajak ini kusempurnakan agar kenangan kita tak lekas pergi

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Ana Zuhri Photo Writer Ana Zuhri

Aku tak selalu tulisanku // IG: @naa7x_

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya