[PUISI] Salamku yang Tak Sempat Usai

Saat aku mati nanti, kuingin kau jangan bersedih, selalu

 

Saat aku mati nanti

Kuingin kau meletakkan jasadku

Pada sebuah pusara tua

Dengan nisan tak bernama

Di atas kepala.

           

Saat aku mati nanti

Kuingin kau jangan bersedih, selalu

Mengenang kembali kenangan silam, barangkali

Tatkala aku meminangmu

Pada bulan Juni

Tepat di hari kesepuluh.

 

Saat aku mati nanti

Jangan biarkan bungaku layu

Dimakan geramnya matahari di musim gugur

Sebab aku telah membuat janji, entah

Tuk memberikan setangkai

bunga pertama darinya.

           

Saat aku mati nanti

Lawatilah pusaraku sebulan sekali

Jangan lupa bawa serta melati

Sebagai ungkapan kepenuhan janji

Yang kita sepakati

Sehari sebelum aku mati.

 

Nitapleat, 4 Oktober 2016.

 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Fian Jampong Photo Writer Fian Jampong

lahir di Manggarai Barat, Flores-NTT. Sedang menyelesaikan pendidikan di Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero, Maumere. Suka menikmati kopi hitam sambil berimajinasi.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya