Secarik Puisi untuk Kamu yang Selalu Aku Semogakan

Biar aku, teman sebangkuku dan Tuhan saja yang tahu.

Artikel ini merupakan hasil karya peserta kompetisi menulis #CintaDalamKata yang diadakan oleh IDNtimes.com. Kalau kamu ingin artikelmu eksis seperti ini, yuk ikutan kompetisi menulis #CintaDalamKata! Informasi lebih lengkapnya, kamu bisa cek di sini.


 

Jangan Ada yang Tahu

Jangan biarkan ada yang tahu
Karena aku tidak akan mengaku
Aku tak mau seorang pun tahu
Tentang perasaanku padamu

Tak ingin aku berangan
Akan abu-abunya harapan
Namun aku tertekan
Oleh kamu yang aku semogakan

Tapi kumohon jangan tanya perasaanku
Tak kan kubiarkan seorang pun tahu
Tentang betapa sakitnya menunggu
Lalu melihatmu dengan wanita baru

Aku menghela nafas panjang ketika teman-temanku bergemuruh tepuk tangan. Aku hanya bisa tersenyum sambil kembali ke tempat dudukku. Teman sebangkuku? Dia tersenyum menyeringai kepadaku yang sarat akan pesan tersembunyi.

“Kenapa sih masih belum move on? Itu buat doi, 'kan?”, Tanyanya, dan aku hanya bisa membalas dengan senyuman. “Kumohon jangan tanya lagi kepadaku, tak kan kubiarkan seorangpun tahu tentang sakitnya menunggu”, jawabku. Dan dia hanya mengelengkan kepala dan menyenggol bahuku, “Dramatis banget sih hidup lo!”

Dramatis? Memang. Tapi itu hanya terjadi di dalam hati dan pikiranku. Aku tidak ingin laki-laki itu tahu kalau aku sudah mengaguminya sejak lama dan begitupun juga teman-temanku, tak ada seorangpun tahu. Hanya teman sebangkuku. Dia tidak akan menceritakan kepada yang lain, jadi untuk saat ini, hanya Tuhan, aku, dan teman sebangkuku yang tahu.

Secarik Puisi untuk Kamu yang Selalu Aku Semogakanjaipurwomenblog.org

Berulangkali sahabatku menyarankanku untuk mengatakan kepadanya, atau setidaknya berkomunikasi. Tapi aku tak mampu. Apalagi kami tidak satu sekolahan lagi. Aku selalu mempunyai pikiran negatif padanya tentang diriku. Dan jangankan si laki-laki itu tahu. Aku sendiri tidak mau teman-temanku yang lain tahu. Aku hanya malu. Aku merasa hina jika mereka tahu kalau cintaku bertepuk sebelah tangan.

Dan sungguh, bertepuk sebelah tangan itu menyakitkan. Itu sama saja ketika kau mencintai seseorang tapi orang itu tidak ada. Seperti kau mencintai sebuah kekosongan. Kosong itu adalah hampa dan hampa adalah kesepian. Dan karena kesepian buruknya, kalau kita sudah mulai berangan.

Berangan kalau dia mencintai kita juga, berangan kalau dia selalu tersenyum ketika melihat kita, berangan kalau kita seringkali menghabiskan waktu bersama hanya untuk sekedar mengobrol, bercanda gurau, atau hal-hal romantika lainnya. Dan sungguh, itu cukup menyedihkan ketika kau bangun. Bangun dari kenyataan. Sadar akan kalau semua angan-angan kita itu kosong. Sadar akan senyumannya itu bukan untuk kita atau bahkan dia tidak pernah memberikan lengkungan kebahagiaannya untuk kita.

Secarik Puisi untuk Kamu yang Selalu Aku Semogakanc41magazine.it

Namun, apa yang bisa kulakukan? Aku sendiri juga tidak ingin memiliki perasaan menyedihkan ini. Aku sudah cukup frustasi karena seringkali melewati rumahnya namun sosoknya tak pernah Nampak dalam mataku. Apalagi yang bisa kulakukan? Aku hanyalah gadis yang mempercayai stigma kalau wanita tidak boleh mengungkapkan perasaannya kepada laki-laki yang dicintainya. Lalu apa yang harus kulakukan?

Tiba-tiba aku merasa aku berada di puncak kelemahanku. Betapa bodohnya aku mampu menangis untuk sebuah foto laki-laki itu dengan wanitanya yang lain lagi. Memangnya siapa aku ini? Tak ada gunanya jika aku membuang air mataku untuk laki-laki sepertinya. Lalu kuberanikan diri untuk pergi ke rumahnya dan melemparkan secarik puisi yang sudah kubuat dengan bungkus yang rapi.

Lalu kurebahkan tubuh ini ke kasurku. Dan tiba-tiba bebanku serasa menghilang. Perasaan hatiku kepadanya juga pudar. Aku merasa sangat ringan hingga mencapai awan. Demi Tuhan, dia benar-benar telah memberikan ramuan anti cinta padaku diam-diam.

Secarik Puisi untuk Kamu yang Selalu Aku Semogakanrevistaclass.al

Padamu kuberitahu
Tentang dukaku
Yang selalu dihantui
Oleh bayanganmu

Aku tahu aku tak berhak
Aku tahu aku tak pantas
Bahkan mungkin di matamu aku hina
Meskipun aku tak yakin jika aku pernah ada di matamu

Padamu kubertanya
Apakah kau punya ramuan anti-cinta?
Agar aku bisa tak mengenal duka
Oleh sakitnya menunggu yang tak ada

Kumohon jangan lagi mengangguku
Jangan mengusik mimpi indahku

— Untukmu, yang selalu aku semogakan

 

#CintaDalamKata

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Topik:

Berita Terkini Lainnya