[PUISI] Pak Ogah, Ajari Aku Menikmati Hidup
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pagi itu mesra sudah aku tertembak panasnya jalan
Tak dapat kutolak, kuhadapi sudah hubungan tak terharapkan
Motor kulaju secepatnya, melindungi uang konsumsi, cukup untuk jajan
Hari berbalut keluh selama ini tak pernah terlepaskan
Dia, sebut saja Pak Ogah, tak semuanya botak kepala
Penghibur lara di pertigaan dekat kantor, ketika hampir tiba
Kusaksikan dia selalu menari, sembari menuntun kendaraan yang ada
Wajahnya asik, nikmat sekali hidupnya kurasa
Di dekat rumahku, Pak Ogah yang sudah cukup tua
Habis aku diberi pelajaran hidup olehnya
Rendah hati luar biasa, ketika ke masjid mengenakan pakaian terbaiknya
Tentu dengan semangat bak jiwa-jiwa muda
Satu lagi, kujumpa
Dia, Pak Ogah yang selalu terlihat baik-baik saja
Tanpa alas kaki, sesak rasanya dada
Tak tahu berapa dia dapat dari jasanya
Satu hal yang kita tahu
Macet membuat hati tersulut, memarahi tak pandang bulu
Pak Ogah, berusaha mengurai itu
Apalagi di gang kecil yang kuharap tak ada mobil melulu
Tangerang, 22 September 2017
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.