[PUISI] Tentang Kopi dan Jari Manis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Aku selalu jatuh cinta pada kopi
Bukan karena seorang penulis yang selalu dikaitkan dengan kopi
Insomnia, senja, bunga, rintik hujan, itu pun ini
Aku menyukai kopi, tapi tak begitu sejati
Tentang rasa yang selalu singgah menyapa
Pergi bak bocah pemecah jendela
Aku selalu kesal pada kemunculan mereka
Tapi selalu suka melihat anak-anak nan ceria
Begitu pun cinta
Kusuka dia berjuta rasa
Ketika ditinggal sang pendosa rasa
Habis sudah seolah hidupku tak berharga
Bodoh, izinkan kumemakimu
Jari manismu tak mau tahu
Dia cinta benar atau dusta
Asal ketika akad kau bersamanya
Cukup usai pamerkan gaun, tubuh, jelita
Tampan, kaya, kekar, terhormat keluarganya
Aku tak mau menjelaskan setelahnya
Sombong, angkuh, beradu ego tak guna
Aku hanya menyukai kopi
Yang kadang juga tak sejati
Jika bisa memlih aku ingin jemari manis ini
Mengenakan cincin serupa denganmu sembari memeluk secangkir kopi
Duduk di teras rumah kita
Bersama, tak ada lagi masa lalu yang mengganggu kita
Aku pencemburu yang bisa saja mengamuk tanpa rasa
Memecahkan segelas kopi, dan tak lagi mau mengingat semua
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.